Total Tayangan Halaman

Sabtu, 30 Juli 2011

Menikmati Setiap Detik Permasalahan Hidup

Perlahan mulai bangkit kembali, setelah lebih dari 2 bulan terakhir mengalami stress yang cukup hebat karena beberapa hal, hingga membuat fisik saya benar-benar down, tapi Alhamdulillah masih selalu diberikan kekuatan ruhiyah. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, benang kusut mulai terurai, perlahan jalan itu tampak terang.

Sempat benar-benar terpuruk, amanah-amanah terbengkalai tanpa kejelasan, rasanya sudah hampir putus asa. Kembali merenung, mencoba mengaplikasikan apa-apa yang saya pahami, berdialog dengan hati, berdialog dengan Allah, mentafakkuri apa-apa yang telah Allah firmankan, mencoba mengaplikasikan dalam hidup. Dan perlahan buliran-buliran itu terus mendesak untuk keluar, energi baru seolah merasuki tubuhku.

Masalah, setiap orang pasti selalu berhadapan dengannya. Masalah tanda kehidupan, dan diam-diam saya sangat bersyukur atas semua masalah yang Allah hidangkan di hadapan saya. Laayukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa.. Allah tidak membebani hamba-Nya melainkan sesuai kesanggupannya. Saya sangat yakin akan hal itu.

Pasti bisa melewati semuanya, pasti mampu menghadapi semuanya, pasti kuat, insyaAllah. Masalah itu bukan beban, bukan kesulitan, dan bukan pesimisme. Tapi masalah adalah tantangan, motivasi, dan optimisme! Masalah adalah salah satu cara Allah untuk mendewasakan dan meninggikan derajat hamba-Nya. Saya harus lulus!

Kembali saya tersenyum melihat diri saya. Betapa lemahnya diri ini. Di luar sana, masih banyak orang-orang yang diuji jauh lebih berat dari saya, di luar sana ada banyak orang yang menunggu saya, di luar sana ada banyak orang yang membutuhkan saya. Entah ini terlalu PD atau apa, saya tidak begitu mengerti. Yang saya tau, saya mempunyai tugas untuk menguatkan saudara-saudara di sekitar saya, saya harus terus dan tetap berbagi dengan sekitar, bagaimanapun kondisi saya, inilah salah satu prinsip hidup yang saya pegang. Khairunnaas... Anfa'uhum Linnaas - Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk sesama. Dan saya merasakan sesuatu yang luar biasa, ternyata dari sinilah kemudian Allah memberikan energi lagi, menunjukkan berbagai celah atas permasalahan yang ada. Subhanallah…

Kembali bangkit, membenahi semua yang harus dibenahi, memenej semua aktifitas agar tetap imbang, menunaikan hak saudara-saudara yang sempat terlalaikan. Allah, beri kekuatan kepada hamba untuk menghadapi semuanya..

Wallahu a’lam

Kamis, 26 Mei 2011

Di Antara Dua Jalan

Jika jalan keburukan itu selalu tampak ditaburi dengan bunga-bunga indah, maka jalan kebaikan juga demikian adanya, bahkan lebih indah. Jalan keburukan tampak lebih mempesona karena jalan itu mendatangkan kenikmatan instan, itu sebabnya manusia akan cenderung mudah mengikuti jalan itu, apabila nafsunya lebih berkuasa.

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS Asy Syams : 8)

Namun fenomena itu tidak melulu berlaku, terlebih buat orang-orang yang telah meng'azzamkan dirinya terus istiqomah di jalan kebaikan. Dia akan selalu berusaha sekuat tenaga bertahan dengan prinsip-prinsipnya, karena dia sadar akan jalan yang dia pilih itu. Onak dan duri yang merintangi jalan itu selalu dia nikmati. Manis, lebih manis dari madu malahan, tak bisa terdefinisikan. Itu yang dia rasakan, meski tak jarang air mata sering mampir di wajahnya, tapi dia begitu menikmati sajian-sajian itu. Subhanallah, indahnya...

Kemudian apabila kamu telah ber-'azzam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Ali-Imron : 159)

'Azzam saja tak cukup, butuh ikhtiar-ikhtiar yang akan mengantarkan kita pada keistiqomahan. Tak banyak yang mampu bertahan di jalan kebaikan itu, kebanyakan mereka tumbang di lapangan. Semua itu, cukup dijadikan pembelajaran bagi kita, agar tidak menjadi bagian dari yang tumbang itu.

Menuntut ilmu lalu mengamalkannya, adalah salah satu jalan untuk istiqomah. Namun itu saja tidak cukup, masih ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, yaitu menyampaikannya/mengajarkannya kepada orang lain. Mengajak orang menulis, membuat diri jadi lebih semangat untuk menulis. Mengajak orang belajar, membuat diri lebih semangat untuk belajar lebih banyak lagi. Mengajak orang berbagi, membuat diri lebih semangat untuk terus berbagi...

Dan semangat menyampaikan itu tidak boleh kendur karena khawatir 'kaburo maqtan'. Jika semua takut, tak akan ada yang berdakwah.. Maka, jadikan ucapan itu sebagai motivasi. Karena semua butuh proses!

Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- Abu ‘Amrah, Suufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah. (Riwayat Muslim).

Link : KLIK

Senin, 25 April 2011

Jangan Berlebihan, Ini Baru Awal

Alhamdulillah, kerja keras temen-temen kru Madani Cyber Media mulai kelihatan hasilnya. Kelelahan siang malam begadang tak terasa sedikitpun ketika melihat hasil yang diperoleh. Dan dengan mengucap BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAAHIIM serta dengan mengharapkan ridho Allah, situs fimadani.com -Bersatu dalam Bingkai Madani-, pada hari ini, Selasa, 26 April 2011 pukul 10.05 resmi di launching. Selamat berjuang kawans, semoga istiqomah!
ALLAHU AKBAR!!!




twitter : fimadani
FB : fimadani

~Dan air mata ini pun masih saja membanjiri wajahku~

Selasa, 19 April 2011

... Tanpa Judul

Banyak sekali yang ingin ditulis, tapi entah kenapa tiap kali mau menulis, rasanya lalu lintas mendadak macet. Sejak memutuskan untuk meninggalkan empe, produktifitas menulis saya memang menurun drastis.

Aaaaarrggghh..!!
Saya ingin menulis kembali, bukan  sekedar menulis curhatan, tapi saya ingin menulis sesuatu yang bisa bermanfaat.

Selasa, 12 April 2011

Menjaga Semangat Beramal

Beberapa kali merekrut pasukan, namun beberapa kali kelabakan. Selalu mencari mencari dan mencari. Apa yang salah? Berbagai pelatihan kami lakukan, yang respon banyak, yang mengikuti pelatihan juga banyak, namun yang terjun ke lapangan bisa di hitung jari, atau bahkan terjadi 4L, Loe Lagi Loe Lagi.

Mencoba mencari strategi lain, mengikatnya, menjadikannya koordinator mungkin, namun tak jarang juga cara ini tak mempan. Lagi-lagi terjadi 4L. Ketika saya mencoba bergerilya sendiri, menawarkan proyek peradaban, banyak yang tertarik. Alhamdulillah, senyum sumringah terpancar dari hati. Follow up pertama masih antusias dan menggembirakan, tapi semakin hari semakin menghilang, dan pada akhirnya yang mampu bertahan adalah orang-orang lama.

Hal inilah yang pada akhirnya membuat saya enggan untuk kembali mencari pasukan baru. Tapi saya selalu berusaha untuk huzh-nuzhan, barangkali memang ada amanah lain yang menuntut untuk diprioritaskan. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Tapi yang saya sayangkan, kenapa TIDAK ADA KOMUNIKASI? Padahal setan-setan selalu bergentayangan, terus menggoda manusia. Dan tak jarang pula fenomena ini membuat saya jengkel! Astgahfirullahal 'adziim

Tapi saya pikir lagi, daripada hanya menggerutu tidak jelas, lebih baik lakukan yang jelas-jelas saja, bekerja dengan orang  yang jelas-jelas saja. Sebuah hiburan buat diri sendiri yang tidak buruk kupikir. 

"..Apakah kamu mengira Kami akan membiarkan kamu berkata 'kami beriman' sedangkan kamu belum diuji?.."

***

Kejenuhan sebenarnya tidak terjadi karena aktifitas harian kita yang monoton saja, tapi semangat yang menggebu-gebu dengan amal yang mengebu-gebu pula tanpa disertai kontinuitas. Inilah sebenarnya penyebab kejenuhan yang melumpuhkan hingga akhirnya stagnan.

Minggu, 10 April 2011

[Edisi Special] Ketika Para Fans Mendatangiku

Beberapa hari keok lagi dah, padahal perasaan gak ngapa-ngapain. Demam, Hb turun, napas sesak, pencernaan terganggu, halah, kok lengkap banget ya? Nampaknya si penyakit-penyakit itu sedang kangen berat sama aku, hohoho... -halah-

Akibat mereka yang menyambangiku secara berbarengan ini, jilbabku makin sesak dah -halah, apa hubungannya-, dan terpaksa aku absen dari beberapa agenda yang sudah disusun rapi oleh menejerku -huhuyy, lg kumat *minta digetok palu keknya :p

Wah, capek juga kalo seperti ini terus, malah makin seterez, tiap habis makan juga langsung mules gak ketulungan, pusing, hingga mual. Akibat dari ini semua, aku sampe trauma makan, tapi kalo ngga makan lemes. Akhirnya aku coba iseng bikin agar-agar jelly, yang entah kenapa aku berpikir moga-moga makanan ini bisa mendinginkan perutku yang rewel. Hohoho.. ngasal banget nich, eh tapi beneran manjur dah -apa emang sudah saatnya sembuh ya? huhuyyy :D

Karena sudah lemes banget gak ketulungan, sore ini aku memaksakan diriku untuk melangkah keluar kandang, wuahhh, serasa seabad gak keluar kandang, seger banget dah, jalan aja gak tentu arah, sambil nyari makanan. Bismillah, memaksa diri untuk melahapnya, berharap moga-moga pasca makan tragedi yang sebelumnya selalu terjadi tak terulang.

Taraaaaaaaaaaaaa... pencernaanku sudah mulai membaik. Alhamdulillah... Senang gembira, kembali pecicilan ^o^

 *edisi special, kenarsisan, dan lagi-lagi kumat :p

Sabtu, 09 April 2011

Lukisan Kehidupan

Titik demi titik terus kulukis
Membentuk garis
Garis membentuk lukisan perjalanan
Adakalanya indah, 
Namun adakalanya menyisakan sesuatu yang tidak enak sehingga harus dihapus

Dengan apa aku melukisnya? Pensil? Bolpoin? Spidol? Atau apa?

Tidak semua mudah dihapus begitu saja. Pun ketika aku melukisnya dengan pensil, namun sewaktu melukis, aku lupa, menghujamkan pensil itu terlalu dalam, hingga ketika kertas itu dibalik, akan timbul benjolan. Aku lupa bahwa suatu saat aku melakukan kesalahan, sehingga harus dihapus. Terlanjur aku menghujamnya terlalu dalam, hingga ketika sudah berusaha dihapus dengan bersih, ternyata masih ada bekas. Yang mungkin tak bisa hilang.


"Luka tamparan kamu itu besok juga hilang, tapi HATINYA TIDAK BISA. Meskipun kamu minta maaf, mungkin di depan di maafin karena takut, tapi HATI SANGAT MEMBEKAS LUKANYA. Itu minta amalmu di akhirat, itupun kalau amalnya banyak"
(Ust. Rahmat Abdullah)

Rasanya kata maaf saja tak cukup bagiku untuk menebus semuanya...
ya Rabb, anugerah indah, maka ijinkan aku menjaga anugerah itu hingga Engkau mengumpulkan kami di syurgaMu kelak...